| No comment yet

Cara Menyelamatkan Usaha yang Terancam Kandas

Pertanyaannya, "Sudah melakukan semua strategi marketing", tetapi apa benar semuanya telah dilakukan, bagaimana detilnya? Pasti banyak orang yang mengklaim sudah "semua", padahal kenyataannya masih "sebagian kecil saja". Maksudnya, dalam mengoptimalkan pemasaran setidaknya kita harus mempraktikkan "12 Pilar Marketing Revolution", bukan hanya satu pilar.


Contohnya, ada seseorang yang ingin meningkatkan pemasarannya dengan memasang iklan lewat radio, koran ataupun internet. Setelah melakukan hal itu, ia merasa tugasnya sudah selesai. Ia telah merasa melakukan "semua cara". Lalu ia menunggu. … Di hari pertama, orang itu berguman, "Kok sedikit sekali ya yang merespons?". Hari kedua, "Kok semakin sedikit ya yang merespons?".

Hari ketiga dan seterusnya "Waduh… sudah beberapa hari tetapi responsnya jauh dari yang diharapkan." Sampai akhirnya orang itu berkata, "Yah….sia-sia deh usaha saya… semua usaha, semua cara sudah saya lakukan, tetapi tidak membuahkan hasil." Nah... hal itulah yang terkadang masih diungkapkan oleh seseorang yang ingin meningkatkan pemasaran.

Padahal mungkin saja yang bersangkutan belum punya cara yang tepat. Iklan memang perlu, namun harus diingat kembali bahwa hal itu hanya merupakan satu di antara 12 pilar yang ada. Perlu diperhatikan juga, meski sudah membayar bia-ya iklan, seseorang tidak boleh pasif begitu saja.

Dengan kata lain, ia harus senantiasa aktif melakukan monitoring, tes, dan ukur. Contohnya, untuk tahap pertama sebelum membuat atau memasang iklan, setidaknya Anda harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan bisa membuat perencanaan yang jelas:

* Di mana Anda akan beriklan?
* Mengapa Anda memilih beriklan di media-media tersebut?
* Berapa budget-nya?
* Bagaimana segmentasi pasarnya?
* Hari apa dan jam berapa Anda memasang iklan? (untuk penayangan iklan radio).
* Hari apa dan letaknya di bagian manakah iklan Anda? (untuk iklan koran, majalah, media cetak lainnya).
* Bagaimana cara pengukuran responsnya? Mengapa hal itu harus bisa dijawab dengan detil? Kejelasan poin-poin jawaban dari pertanyaan di atas diperlukan karena semakin detil perhitungan Anda dalam beriklan, tentunya akan memberikan dampak lebih matang, lebih mudah dalam melakukan pengawasan, dan tentu saja lebih mudah dalam mencapai efisiensi hasilnya.

Sekali lagi, iklan sebenarnya hanya merupakan salah satu dari berbagai pilar pemasaran yang ada. Jadi kalau ada seseorang sudah merasa melakukan "semua cara", dan faktanya baru melakukan iklan (pilar advertising), sebenarnya masih banyak hal yang bisa dilakukan atau dikombinasikan. Kematangan dalam membuat strategi iklan memang penting, namun alangkah lebih baik lagi jika Anda mengombinasikannya dengan kedahsyatan dari ke 11 pilar Marketing Revolution lainnya.

Ini penting karena bisa digunakan sebagai sarana atau jalan untuk menyampaikan penawaran Anda sehingga bisa jauh lebih menarik, efektif dan bisa lebih dipercaya oleh calon pembeli. Sasarannya pun akan lebih tepat dan nantinya bisa menghasilkan pemasaran yang lebih optimal. Lalu apa sajakah 12 pilar itu? Apakah Anda masih ingat? Agar Anda semakin ingat, berikut kita sampaikan kembali apa saja ke 12 pilar tersebut:

1. Public relation, publisitas atau press release.
2. Referral.
3. Endorsement.
4. Advertising.
5. Direct mail.
6. Direct sales.
7. Direct agent.
8. Host Beneficiary.
9. Telemarketing.
10.Joint Venture.
11.Memberikan Seminar.
12.Canvasing/Booth. *

Semoga ulasan ini bisa membantu.

Salam,
| No comment yet

Cara Menjadi Kaya Melalui Marketing



Banyak orang mengira bahwa Ray Kroc dengan McDonald’s-nya mengambil keuntungan dari bisnis hamburger. Dugaan Anda salah. Ia mengambil keuntungan jauh lebih besar dari bisnis properti yang ada di dalamnya, bukan dari bisnis waralabanya.

Ternyata, Ray Kroc dengan McDonald’s-nya punya bisnis properti yang sangat dahsyat. Ia punya sistem yang kemudian menjadi taktiknya, yang ada dalam grand strategy-nya, yaitu bisnis hamburger.

Cara yang ditempuhnya sangat sederhana. Orang yang mau bekerja sama dengannya (yang membeli franchise-nya) diminta untuk membayar royaltinya dan harus punya tempat yang strategis.

Biasanya, Ray Kroc memilih tempat pojok yang paling strategis di suatu kawasan/kota tertentu. Jika calon franchisee tidak bisa menyediakan tempat yang strategis, pihak McDonald’s akan membeli propertinya.

Lalu, mereka diminta untuk membayar sewanya kepada pihak McDonald’s. Dengan berbagai penelitian yang lengkap dan keyakinan yang kuat bahwa bisnis hamburgernya akan sangat laku, akhirnya McDonald’s memakai uang mukanya untuk membeli berbagai properti strategis tersebut dan sisanya dicicil.

Ternyata tokonya bisa mencicil sendiri, yang diperoleh dari hasil keuntungan yang ada hingga pada gilirannya setelah sekian tahun lamanya, tanah di lokasi-lokasi strategis tersebut menjadi miliknya.

Dengan sistem tersebut, Ray Kroc menjadi salah satu pengusaha properti yang paling besar di dunia. Sehingga banyak orang yang mengira bahwa Ray Kroc adalah pengusaha hamburger, padahal dia adalah pengusaha properti.


Ada beberapa cara untuk kaya melalui marketing:


1. Anda punya produk dan jasa, kemudian Anda jago menjual maka Anda bisa untung banyak dan kaya.

2. Anda tidak punya produk dan jasa, Anda jadi orang tengah (makelar/distributor/agen) dan Anda jago menjual, Anda bisa untung banyak dan kaya.

3. Anda tidak punya produk dan jasa, Anda jago menjual dan marketing, Anda tidak menjadi konsultan, menerima bayaran besar, komisi/bagi hasil, mendapatkan saham. Anda jadi kaya.

4. Karena Anda jago marketing dan negoisasi, Anda beli perusahaan yang tidak laku, Anda perbaiki perusahaan tersebut, Anda jual sahamnya sebagian atau semua dengan harga yang lebih tinggi, Anda jadi kaya.
| No comment yet

Hukum Psikologis "Ya Kecil" dalam Marketing

Sabtu, 3 November 2012 09:15 wib
Tung Desem Waringin. Foto: tdwclub
Tung Desem Waringin. Foto: tdwclub
Bagaimana menggunakan hukum "Ya Kecil" ini? Funneling merupakan penggunaan hukum ini "Ya Kecil” untuk menciptakan "Ya Besar". Mendatangkan orang ke pameran mobil terlebih dahulu, mengajak test drive secara gratis, calon pembeli diminta menyebutkan kelebihan mobil yang dipakai bahkan menuliskan, kemudian menandatanganinya, baru diminta untuk beli maka kemungkinan belinya akan jauh lebih besar dibanding langsung diminta untuk beli.

Demikian juga restoran, mal, toko, fitness center, perumahan, tailor, bisa menggunakan hukum "Ya Kecil" untuk menciptakan "Ya Besar". Yang paling penting buatlah program sehingga calon pelanggan datang terlebih dahulu.

Misal seorang penjahit tas, punya database 3.000 orang pernah membuat baju jas di tempat dia. Bisa digabung dengan program hukum timbal balik, database tersebut dites terlebih dahulu, kirim dahulu surat ke 100 pelanggan dan di-follow up pakai telepon.

Pada intinya, mengucapkan terima kasih sudah menjadi pelanggan dan sebagai ucapan terima kasih kami lampirkan dua voucher yang masing-masing bisa ditukar Gratis dengan sebuah dasi merek dari Italy senilai @Rp 250.000 (dasi boleh beli dari China walaupun benar-benar merek Italy dan kualitas bagus).

Batas waktu penukaran adalah dua minggu. Dan pada waktu datang mereka diminta beri testimonial tertulis tentang jas dari penjahit tersebut. Kemudian setelah itu baru ditawari jas model terbaru dengan harga spesial. Selalu tes dan ukur.

Misal dari 100 orang yang dikirimi surat ternyata 20 orang datang, masing-masing mengambil dua dasi, total biaya surat dan 40 dasi adalah Rp2,2 juta. Ternyata, dari 20 orang yang datang, lima orang mau beli atau membuat jas @Rp5 juta. Biaya bahan plus ongkos pembuatan jas @Rp2 juta.

Jadi keuntungan bersih Rp3 juta x 5 - (Rp2,2 juta) = Rp12.800.000. Berarti program ini masih bisa diulangi untuk 2.900 lainnya. Semoga bermanfaat. Saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam dahsyat! (//ade)
| No comment yet

Bagaimana Mendongkrak Penjualan Berjumlah Nol Rupiah?

Minggu, 4 November 2012 10:24 wib
Tung Desem Waringin. Foto: tdwclub
Tung Desem Waringin. Foto: tdwclub
Ada beberapa jurus yang memang terbukti dahsyat dan mampu meningkatkan omzet secara signifikan. Namun di antara semua jurus tersebut, ada satu yang paling power fulldan tidak boleh digunakan sembarangan karena saking power full-nya.

Bila digunakan pun haruslah digunakan untuk hal yang bermanfaat. Jurusnya adalah Hukum Psikologis Timbal Balik. Jurus ini dulu dipakai oleh sebuah organisasi keagamaan Hare Khrisna Society di Amerika (1970-an). Dalam waktu 34 tahun, mereka bisa membangun 321 kuil di Amerika & di luar negeri.Apa yang dilakukan? Anggota kelompok mereka menghampiri banyak orang yang turun dari bandara atau di jalanan.

Mereka memberi buku (biasanya Bhagavad Gita), majalah, atau hadiah yang paling cost effective yaitu bunga. Saat itu, orang-orang yang lewat mendadak mendapatkan bunga di tangan mereka atau disematkan di baju. Ketika orang menolak,mereka selalu ngotot. "Tidak, ini hadiah dari kami, gratis".

Kemudian setelah orang itu menerima, orang-orang dari organisasi Khrisna ini mengeluarkan kertas permintaan sumbangan dan menyebutkan mereka sedang membangun tempat peribadatan. Aksi ini sukses besar. Sampai akhirnya dilarang pemerintah Amerika akhir ‘70- an (Cialdini).

Sementara itu, di salah satu hotel di Pekanbaru, angka pendapatan dari divisi laundry adalah hampir nol. Banyak orang tidak mau memanfaatkan jasa laundry di hotel itu, karena biasanya harganya mahal.Ini akan semakin terasa di hotel yang peringkatnya bintang tiga dan ke bawah. Pasalnya, tipikal tamu yang masuk ke hotel ini ingin mencari harga semurah mungkindanmerekaterbiasa berhemat. Lalu, diadakanlah program setiap tamu yang menginap di kamar standar akan mendapatkan "gratis laundry" sebanyak empat potong pakaian.

Setiap kali tamu check-in, voucher laundry diberikan kepada tamu bersamaan dengan voucher untuk sarapan pagi. Namun, cara ini kurang efektif karena voucher ini sering kali tidak terlihat oleh tamu. Terhimpit oleh voucher sarapan pagi. Maka cara penawarannya pun diubah. Setiap kali tamu check-in ke hotel, petugas akan langsung menerangkan bahwa setiap tamu mendapatkan jatah gratis laundry sampai empat potong. Dengan cara ini, tingkat pemakaian laundry gratis meningkat, namun belum optimal. Belum meningkat drastis. Beberapa orang akan langsung putus asa dan mengira bahwa ide ini tidak bagus dan tidak bisa dipakai.

Namun, setelah bertanya langsung kepada tamu, ditemukan bahwa tamu sering lupa bahwa mereka mendapatkan fasilitas gratis laundry begitu masuk kamar. Setelah menghidupkan TV dan beristirahat, tamu lupa. Saat keesokan harinya mau sarapan pagi, baru teringat bahwa mereka punya voucher gratis. Maka cara ini disempurnakan lagi. Program ini juga dibantu oleh petugas yang mengantarkan tamu ke kamar saat check-in. Mereka akan bertanya, "Bapak/Ibu,apakah ada pakaian kotor yang ingin kami cucikan sekalian? Bila ada, saya bisa membantu membawakannya ke laundry sekarang, sehingga besok bajunya sudah kering".

Dengan inisiatif seperti ini, tamu merasa senang dan diperhatikan. Mereka merasa bahwa petugas hotel sungguh peduli. Saat tamu merasa senang, mereka relatif lebih royal dalam pengeluaran. Saat tamu memeriksa kopernya, biasanya baju kotor ada lebih dari empat potong. Mereka merasa tanggung kalau hanya mencuci empat potong dan membawa sisa baju kotor pulang. Biasanya tamu akan langsung memeriksa harga laundry.

Saat memeriksa, biasanya tamu menemukan harga laundry ternyata bisa diterima dan cukup murah. Maka tamu langsung menitipkan beberapa helai lagi baju kotornya. Dari angka laundry tamu yang hampir nol per hari, sekarang meningkat drastis. Lebih dari separuh tamu hotel mencucikan bajunya dan biasanya mereka mencuci lebih dari empat potong. Kadang ada yang mencuci sampai 16 potong. Sebenarnya berapa besar biaya yang dikeluarkan oleh hotel untuk mencucikan baju gratis sebanyak empat potong?

Sangat kecil. Hanya sedikit ekstra deterjen dan beberapa menit untuk menggosok baju tamu tersebut, karena laundry hotel termasuk salah satu unit bisnis yang kecil biayanya dan tinggi profit marginnya. Berapa banyak laundry berbayar yang dilakukan oleh tamu karena terpancing oleh fasilitas gratis tersebut? Lebih dari separuh hotel melakukannya. Hotel hanya mengeluarkan sedikit biaya, namun mendapatkan banyak order berbayar. Apa efeknya bagi tamu? Tamu merasa sangat senang, karena biasanya biaya laundry cukup mahal. Ini juga akan sangat bermanfaat bagi tamu hotel yang menginap dalam jangka waktu lama.

Dengan begitu, mereka tidak perlu mencuci baju sendiri atau bahkan membawanya ke laundrydi luar. Selain menghabiskan tenaga, juga menghabiskan waktu.Tamu perusahaan yang biasanya semua dibayarkan oleh perusahaan pun akan senang, karena perusahaan bisa menghemat begitu banyak biaya laundry dari banyaknya eksekutif yang sering ke luar kota. Tamu senang, perusahaan senang, pihak hotel senang, everybody wins!

TUNG DESEM WARINGIN
| No comment yet

Cara Menciptakan Isi Penawaran yang Menarik

Sabtu, 10 November 2012 15:56 wib
Tung Desem Waringin. (Foto: TDW Club)
Tung Desem Waringin. (Foto: TDW Club)
DALAM upaya Menciptakan Isi Penawaran yang Menarik sangat penting bagi kita untuk memahami bagaimana manusia merespons sebuah penawaran. Sekali kita mengetahui formula ini, menciptakan Penawaran yang begitu menarik akan menjadi sangat mudah.
Ketika orang menerima penawaran, dia akan bertanya kepada diri sendiri:

1. Apa yang Anda tawarkan ?

2. Berapa harganya ?

3. Apa benefit-nya untuk saya? Varian dari pertanyaan ini adalah :
“Apakah kenikmatan yang ditawarkan lebih besar daripada kesengsaraan yang harus diberikan?”
“Apakah Nilai yang didapatkan lebih besar daripada nilai yang harus dibayarkan?”
“Apakah Perceived Value yang ditawarkan lebih besar daripada risiko yang harus dijalani?”
“Apakah Return on Investment ( ROI/Laba yang dihasilkan dari investasi ) lebih besar daripada Uang yang harus dibayarkan?”

4. Kenapa saya harus percaya kepada Anda?

5. Kenapa saya harus beli sekarang?

Orang selalu menimbang antara positif dan negatif. Bila kenikmatan/positifnya lebih besar dibanding negatifnya/risikonya atau bahkan risikonya menjadi nol (0) maka kemungkinan membeli akan lebih tinggi. Dengan bekal ini Penawaran yang sangat menarik dibuat dengan:

1. Meningkatkan kenikmatan/Perceived Value/ROI/hal-hal yang positif.

Cara meningkatkan kenikmatan adalah dengan meningkatkan nilai tambah. Meningkatkan nilai tambah dapat dilakukan dengan:

a.    Berhadiah aksesoris yang masih terkait dengan produk/jasa yang dijual
b.    Berhadiah produksi/jasa sejenis yang terkait dengan produk/jasa yang dijual
c.    Berhadiah produk/jasa yang tidak ada hubungannya dengan produk/jasa yang dijual
d.    Melakukan undian berhadiah

2.    Mengurangi atau meniadakan keberatan/kesengsaraan/risiko/hal-hal yang negatifDalam menciptakan penawaran yang mengurangi atau meniadakan keberatan, kita harus paham apa yang paling sering dikhawatirkan seorang pembeli, antara lain:

a.    Jangan-jangan yang saya bayarkan terlalu mahal
b.    Jangan-jangan nanti repot memakainya
c.    Kalau saya tidak suka nanti saya tidak bisa mengembalikan
d.    Apakah benar-benar bermanfaat
e.    Kalau nanti rusak/ada yang salah ada yang bantu tidak, ya?

Kita harus menciptakan penawaran yang isinya memberikan solusi atas jenis-jenis kekhawatiran tersebut sehingga orang yang melihat penawaran kita kemungkinan besar akan tertarik dan akhirnya mau membeli produk/jasa kita.