| No comment yet

Persuasi: Rayuan Tanpa Gombal


Persuasi adalah seni merayu dengan memanfaatkan psikologi manusia. Membujuk dengan rayuan yang emosional akan membuai logika berpikir seseorang.
Sehingga tujuan dari merayu adalah mengarahkan bahkan sampai mengubah pikiran orang lain.
Berikut beberapa tips membujuk yang efektif berdasarkan penelitian:

1. Jangan menyerang keyakinan yang mendalam.
Hal-hal sensitif seperti agama, kepercayaan, dan idealisme yang tertanam kuat akan sulit diubah. Jangan terlalu keras, jadilah lembut agar mengendurkan keinginan lawan bicara untuk menentang.
Bujuklah secara bertahap, jangan langsung tembak. Bangun gaya pendekatan dengan cara perlahan tapi pasti.

2. Menyampaikan pesan atau rayuan dengan meyakinkan.
Bersikap yang kredibel dan penuh percaya diri. Sertakan argumen pendukung yang kuat seperti data-data atau sumber yang meyakinkan. Bicara secara terpercaya.
Beri alasan atau makna pesan rayuan secara meyakinkan. Jaga bahasa tubuh dan mimik muka agar meyakinkan. Pelajari komunikasi non verbal.

3. Sampaikan secara berulang-ulang.
Repetisi pesan sampai maksimal lima kali. Pengulangan menciptakan ilusi akan kebenaran pesan yang diulang. Repetisi akan tertanam di alam bawah sadar.
Susun ulang kalimat dengan inti pesan yang sama namun dengan kata-kata yang berbeda. Ungkapkan garis besar dan gambaran keseluruhan dari pesan rayuannya.

4. Pilih bahasa yang relevan dengan pendengar. 
Sesuaikan istilah-istilah dan gaya komunikasi dalam membujuk. Rayuan bisa bersifat rasional atau penuh perasaan. Dibuat sederhana atau terdengar rumit dan mendetail. Tergantung audiensnya.
Pakai angka-angka, statistik, atau asosiasi yang pas. Katakan kalimat-kalimat yang familiar. Cocokkan level argumentasi dengan tingkat pemahaman audiensnya.

5. Berikan dua sisi argumen.
Seimbangkan pesan dan buat bantahan sendiri sebelum dibantah orang lain. Tapi, bantahan yang menentang pesan utama kita harus dilemahkan. Antisipasi penolakan orang lain dengan merencanakan didepan apa saja kira-kira keberatan lawan. 
Kasih jawaban atas keberatan yang potensial itu. Sertakan dalam pesan persuasif yang lengkap dan (agak) berimbang. Siapkan solusi dari beberapa perlawanan yang mungkin diajukan. Ajukan dua sisi sudut pandang dan perkuat pandangan yang ingin disampaikan.

6. Tingkatkan kedekatan dan rasa suka.
Carilah kesamaan dan pujilah kesamaan yang ada. Bicaralah perlahan jika audiens sudah simpatik. Berkatalah dengan cepat jika belum terlalu dekat.
Pilih logat, jargon, dialek yang membangun kedekatan. Minta dikenalkan atau sebut kenalan-kenalan yang sama di kedua belah pihak. Bangun kedekatan dan kekeluargaan agar mudah dipercaya.

7. Karismatik dan tampil menarik.
Pakailah simbol-simbol otoritas. Gunakan penekanan akan kepakaran dan keahlian. Tunjukkan dengan cepat kredibilitas dengan pakaian, gelar, dan sebagainya.
Manfaatkan kenalan dan orang yang sama-sama dikenal. Minta referensi dan bangun relasi dengan orang-orang yang karismatik juga.

8. Perkuat validasi sosial. 
Ceritakan testimoni atau kesaksian dari orang lain. Buat mayoritas yang setuju dengan pesan persuasifnya. Cari dukungan beberapa orang jika ingin membujuk satu kelompok.
Tanamkan pemikiran kalau banyak orang pasti benar karena tidak mungkin sebanyak itu bisa salah. Buatlah orang yang dirayu agar mudah mengikuti orang yang banyak.

9. Bingkai pesan rayuannya dengan kalimat yang positif.
Berikan bayangan di masa depan yang baik dan positif. Janjikan yang indah-indah tapi jangan sampai ketahuan kalau niat awalnya ingin merayu. Jangan sampai terlalu mencolok dan ketahuan mau membujuk.
Samarkan bujukan dan jangan membujuk secara langsung. Kasih pujian dan penghargaan yang pantas serta beralasan. Lemahkan antisipasi dengan pendekatan yang samar-samar. Bungkus konten dengan konteks yang bagus.

10. Minta perhatian penuh jika argumentasinya kuat.
Hidangkan kopi dan tayangkan video. Ingatkan prinsip-prinsip seperti keadilan, kejujuran, kebaikan bersama. Tingkatkan konsentrasi dari audiens agar fokus memperhatikan argumen.
Tapi, alihkan perhatian jika argumennya lemah. Suguhkan makanan dan putar musik. Ceritakan kisah-kisah seperti analogi, kesuksesan di masa lalu, keberhasilan orang lain. Sesuaikan narasi dan kondisi tergantung kekuatan argumentasinya.

Demikian 10 tips yang didukung riset yang ilmiah dalam ilmu psikologi persuasi. Seni merayu tanpa gombal. Membujuk secara halus tanpa memaksa.
Semoga berguna dan jangan digunakan untuk maksud yang tidak baik!

Posting Komentar