| No comment yet

Tips Komunikasi untuk Motivasi


Hal yang paling penting dalam komunikasi adalah mendengar apa yang tak terkatakan. -Peter Drucker

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan sebelumnya diblog ini  orang-orang memiliki kombinasi dari nilai-nilai dengan tingkat yang berbeda-beda, maka dari itu; metode komunikasi dan memotivasi setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda pula.

Namun begitu, keragaman dari nilai dan kebutuhan yang dimiliki orang lain juga harus diseimbangkan agar tidak terlalu condong dan akhirnya menjadi sulit untuk diselaraskan dengan tujuan yang ditetapkan.
Untuk berkomunikasi dengan orang lain secara efektif, kita harus mengenali karakter orang tersebut. Dan jika kita ingin memotivasinya, kita harus mengidentifikasi konteks dan kriteria untuk mengukur serta menentukan metode berkomunikasi yang tepat.


Misalnya; dalam suatu perusahaan, seorang atasan bisa memotivasi karyawannya dengan menentukan arah orientasi motivasinya. Jika arah motivasinya mengejar tujuan berarti sang atasan perlu menggunakan kata-kata seperti keuntungan, mendekati sasaran, peluang, kesempatan, prioritas, dan kalimat-kalimat yang berisi iming-iming.

Namun, jika arah motivasi bawahannya adalah orang yang berorientasi menghindar dan menjauhi masalah maka kata-kata yang cocok untuk memotivasinya adalah mencegah bahaya, potensi resiko, kerugian, tenggat waktu, ancaman dari ketakutan dan rasa malu.

Untuk mengetahui orientasi motivasi seseorang, kita bisa menanyakan keinginannya dan memperhatikan kosa kata dan bahasa tubuh yang dia gunakan. Selanjutnya, kita harus pahami tipe kepribadiannya dan respons emosinya dalam berkomunikasi.

Komunikasi yang efektif membutuhkan waktu yang cukup untuk mendengarkan dan memahami jenis karakter dari lawan bicara kita. Berikan keleluasaan agar orang lain bisa mempertimbangkan suatu keputusan untuk bertindak dari dalam dirinya sendiri. Tapi berikan juga informasi yang cukup dan terpercaya sebagai bahan pertimbangannya.

Ketika komunikasi kita bertujuan untuk memotivasi orang lain untuk bertindak, kita harus menyusun suatu daftar tindakan atau sejenis standar prosedur kerja untuk memberikan kejelasan dari tahapan-tahapan tindakan yang harus dilakukan orang lain.

Namun, pola tindakan tersebut tidak terlalu kaku dan memberikan ruang untuk berinovasi. Perintah atasan yang jelas dan sistematis memang akan sangat membantu bawahan untuk menjalankan pekerjaannya dengan lancar, tapi jangan membatasi kreativitas seseorang dengan tidak memberikan kebebasan untuk memiliki alternatif tindakan selama itu dapat menyelesaikan tugasnya dan mencapai target yang diberikan.
Penelitian telah membuktikan, para sales person yang konsisten menjalankan suatu standar prosedur dalam menjual bisa meraih target penjualan tiga kali lebih tinggi dari para wiraniaga yang bekerja tanpa suatu sistem kerja yang baku.

Kepastian yang ada dalam suatu pekerjaan yang terstruktur dengan jelas tahapan-tahapan apa-apa yang harus dikerjakan akan lebih memotivasi. Sedangkan ketidakpastian akan sangat mendemotivasi, seperti perasaan takut gagal yang dimiliki setiap tenaga penjual ketika akan memprospek karena tidak bisa memastikan keberhasilannya dalam menjual.

Maka dari itu, seorang sales atau marketing serta karyawan bagian manapun, akan lebih termotivasi jika para pemimpin dan manajer berkomunikasi sesuai orientasi dan karakter bawahannya dengan bahasa yang tepat serta urutan kerja yang jelas. Selain itu, tingkat kepercayaan yang tinggi dan karisma perlu dijaga oleh sang pemimpin. Inilah yang disebut kepemimpinan yang menginspirasi.

Posting Komentar